Perbedaan Novel dengan
Film.
Reviewer : Dhendy Rezqy
Adhitya
(MENGANDUNG SPOILER)
Mungkin bagi yang sudah membaca novel Magic Hour karya Tisa TS sudah tahu bahwa ending dari ceritanya adalah; Dimas dan Raina hidup bahagia sebagai sepasang kekasih dan keduanya sedang menyaksikan keindahan Magic Hour bersama-sama. lalu Raina memberikan kado ulang tahun untuk Dimas. selesai. tapi tidak dengan cerita akhir di filmnya. Kita semua tahu, film yang di adaptasi dari novel selalu memerlukan Twist agar memancing emosi penonton. Begitu juga dengan film Magic Hour disini.
Di bagian di mana awal-awal cerita, ada satu adegan dimana Dimas di telpon oleh seseorang. Mereka berbincang-bincang layaknya orang yang sudah saling akrab. Dan Dimas bertanya, “Kapan lo kesini?” di luar sana, telpon tidak bersuara apa-apa, hanya Dimas yang berbicara sendiri. Semua inti keseluruhan cerita di film sama persis dengan apa yang ada di novel. Hanya saja ENDING CERITA di film yang sangat berbeda.
Raina memang mendapatkan donor mata setelah dia marah pada Dimas karena tahu bahwa Dimaslah yang membuatnya celaka dan buta. Singkat cerita, Gwenny mengabarkan bahwa Raina akan mendapatkan donor mata dari seseorang. Akhirnya, Raina bisa melihat kembali. Semua sangat bahagia. Terlebih Dimas. Lambat laun, Raina mulai merasa bahwa sikap Dimas berbeda dari sebelumnya. Bahkan saat Raina mengetesnya dengan ingatan “Apa yang lebih indah dari cinta?” Dimas hanya menjawab “Impian”. Disitu Raina tersontak dengan rasa curiga. Dia bingung dan berkata “Kamu bukan Dimas! Kamu sebenarnya siapa?”. Saat itu Dimas terdiam. Lalu Dimas membawa Raina ke sebuah pemakaman umum yang ternyata Raina menemukan kuburan Dimas. Ternyata Dimas yang d anggap Raina telah berubah adalah saudara kembar Dimas yang di telponnya saat yang lalu. Disitu tidak di jelaskan siapa nama kembarannya Dimas. Atau saya yang kurang menyaksikannya dengan matang karena saya sempat bercanda dengan kedua teman saya di bioskop.
Munculnya kembaran Dimas mungkin nampak sedikit mengada-ada. Seperti film memiliki aturan "tidak tega untuk membuat Raina kecewa, pemeran utamanya dan memaksa untuk menuntaskan film ini dengan ending yang happy.
Kembaran Dimas mengaku bahwa Dimas asli-lah yang menginginkan untuk mendonorkan matanya untuk Raina. Tanpa di ketahui oleh Raina. Lalu Kembaran Dimas tersebut menjelaskan lewat rekaman video di handycamnya bahwa Dimaslah yang menyelesaikan novel Raina yang berjudul “Magic Hour” ditulis dengan tertatih saat Dimas sedang sekarat di rumah sakit. Semua aktifitas Raina direkamnya saat Raina buta. Disanalah terlihat sekali ending yang membuat semua penonton meneteskan air mata. Lalu pada saat semuanya berlalu, Kembaran Dimas membawa Raina pergi ke atas bukit yang tinggi sepadan dengan gunung. Disana sedang berlangsung senja Magic Hour. Dan disitu kalau gak salah, Kembaran Dimas berkata pada Raina, “Berikan aku kesempatan. Aku mungkin bukan cinta pertama kamu. Tapi aku akan jadi cinta terakhir kamu” Raina pun setuju dan mengangguk. Kemudian mereka berpelukan dengan erat di antara sinar cerahnya senja MAGIC HOUR. Film habis. Credit Title.
tapi so far... filmnya bagus. landscape ama DOP menarik banget. Gue suka sama gambarnya. akting para pemain gak bisa di pungkiri lagi keapikannya. Dimas dan Michelle memang sudah lama sekali bisa mengatur chemistry di sinetron LOVE IN PARIS yang di produksi PH yang sama, yaitu SCREENPLAY PRODUCTIONS. so guys, be enjoying with the movie.
RATE 1/10 : 7